“Masjid Berdaya Berdikari : Inovasi Mahasiswa Unila Sukses Raih Medali Perunggu Tingkat Nasional”
Alfi Sahrin
3/18/20252 min read


Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi
Rakanila.com (18/03/25)- Tak ada sesuatu yang tak mungkin adalah pernyataan yang cocok untuk para mahasiswa Universitas Lampung (Unila) yang berhasil menyabet Medali Perunggu di tingkat nasional. Tim yang terdiri dari Maulana Adib Al bayan (Agronomi dan Hortikultura, 23), Rahmad Fahrizal Irawan (Agribisnis, 24), Linggar putra serunting sakti (Kehutanan, 24) mengharumkan nama Unila dalam ajang Masjid Plan dalam rangkaian kegiatan Kampus Ramadan Nurul Huda Universitas Sebelas Maret (UNS) pada 15 Maret 2025.
Lomba Masjid Plan yang diselenggarakan UNS tersebut merupakan kompetisi inovatif yang bertujuan mengembangkan ide pengelolaan masjid agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman dan generasi muda. Kegiatan ini mengusung konsep masjid sebagai pusat pembangunan umat, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pengembangan ilmu, budaya, dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam ajang tersebut mereka mengusung konsep masjid yang sangat menarik.
“ Konsep yang kami rangkai adalah Masjid Berdaya berdikari dengan nuansa pertanian (green house, hidroponik dan TOGA (tanaman obat keluarga)). Juga program pendidikan melalui platform media agar mudah di akses di era digital saat ini. Oleh karenanya kami mengusung tema “Masjid Berdaya : Pusat pendidikan berkualitas dan go green berbasis inovasi, inklusifitas dan kaderisasi,” ujar Adib selalu ketua tim.
Maulana Adib Al bayan, selaku ketua tim menjelaskan bahwa mereka menerapkan strategi pembagian job desk untuk bisa memenangkan perlombaan.
“Dalam tim ini, Adib berperan sebagai narator dan penyampai isi pitch deck, Rahmad Fahrizal bertanggung jawab atas desain visual pada pitch deck dan proposal, sementara Linggar Putra mengumpulkan dan mengolah data. Pada sesi tanya jawab dengan dewan juri, pembagian tugas dilakukan dengan Adib menjelaskan program unggulan dan Rahmad serta Linggar menjawab tentang program penunjang,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, ia juga menyampaikan beberapa tantangan yang harus mereka hadapi.
“Prosesnya cukup panjang dan penuh dinamika, mulai dari mencari ide yang relevan dengan kondisi masjid, mengumpulkan data terkait permasalahan, hingga pembuatan proposal.Kami juga kesulitan dalam pembiayaan berangkat-pulang karena tidak ada akomodasi dari fakultas. Akhirnya, kami dibantu oleh dosen pembina FOSI dan beberapa donatur,” tambah Adib.
Terlepas dari berbagai tantangan, tim ini tetap optimis dan berharap konsep mereka dapat direalisasikan dalam bentuk program nyata serta berdampak positif bagi umat.
“Harapan kami, konsep Masjid Berdaya ini mampu menginspirasi berbagai pihak untuk memadukan teknologi, budaya, dan agama dalam satu karya nyata,” pungkas Adib.
Penulis: Alfi Sahrin
Penyunting: Nadia Eksa Anisa Putri