Mentri Perdagangan Beri Respon Terkait Permintaan Pedagang Tanah Abang Untuk Menutup Semua Ecommerce

Mentri Perdagangan Beri Respon Terkait Permintaan Pedagang Tanah Abang Untuk Menutup Semua Ecommerce Sumber Foto: Samuel Gading/detikcom Setelah Tiktok Shop secara resmi ditutup pada hari senin (4/10) lalu, kini para pedagang Tanah Abang kembali menuntut pemeritah untuk menutup ecommerce selain TikTok dengan asumsi bahwa kondisi jual beli di Tanah Abang tak kunjung ramai semula. Dilansir dari Detiknews, Mendag bermaksud agar para pedagang tidak putus inovasi dan peka terhadap pentingnya mengikuti perkembangan zaman. Para pedagang diminta agar menyesuaikan sebagaiman kebutuhan konsumsi masyarakat modern yang sudah banyak bergeser. Mendag mengajak agar para pedagang Tanah Abang juga turut memasarkan dagangannya secara online, entah itu Shopee, Lazada, atau ecommerce lainnya. “Jadi memang harus mengikuti perkembangan. Oleh karena itu saya bilang temen-temen di Pasar Tanah Abang, pasar sayur saja online sekarang, apalagi pasar-pasar yang jual barang-barang komersial, pakaian, sepatu itu kan harus juga mengikuti selain offline, online,” jelas Mendag pada wartawan. Kementrian Perdagangan memberikan komitmen dengan memastikan bahwa pemerintah saat ini akan terus menata peraturan penjualan online agar ecommerce tidak dibanjiri produk impor dan justru banyak diramaikan oleh penggiat produk-produk lokal. Head of public Policy Indonesia juga setuju dengan langkah Kementrian Perdagangan karena hal tersebut sejalan dengan penyesuaian Peraturan Mentri Perdagangan No. 31/2023 yang telah direvisi dari Peraturan Mentri Perdagangan No.50/2020 yang mana berisikan regulasi penjualan online. Selain itu, melansir dari Detikfinance, Direktur Usaha Perdagangan Kemendag, Septo Soepriyanto juga memberikan tanggapan dengan klaim bahwa Kementrian Perdagangan telah memberikan program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang mana program tersebut adalah pelatihan penjualan digital untuk penggiat produk lokal di Indonesia. Program yang telah dirancang sejak 2020 tersebut menargetkan agar 30 juta pedagang Indonesia memiliki kemampuan penjualan online pada tahun 2024. Penulis: Adnan Kasmas Abysaama Penyunting: Bintang Puji Anggraini

adnan kasmas abyssama

10/10/20231 min read

My post content