Siska Susianti Ajak Menerima Diri Sendiri dan Lawan Minder Akan Keterbatasan

7/20/20242 min read

Sumber gambar: Unila.ac.id

rakanila.com(20/07/2024)-Salah satu wisudawan Universitas Lampung (Unila) menarik perhatian khalayak umum akan kegigihannya dalam menempuh pendidikan dan melawan keterbatasan. Ia adalah Siska Susianti Zebua atau akrab disapa Siska, mahasiswa S1 program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) angkatan 2018.

Memiliki keterbatasan dalam mengemban pendidikan, bukan hal yang mudah. Siska mengungkapkan tantangan utama yang ia hadapi ketika masa perkuliahan adalah rasa minder.

"Ketika saya minder, otomatis dalam berteman pun sangat susah karena saya sudah minder duluan. Jadi ketika berteman dengan yang lain, saya sempat takut akan ditolak," ungkapnya.

Guna leluasa dalam pertemuan, Siska hadapi tantangan tersebut dengan melawan rasa minder. Siska juga mengungkap, tak jarang rasa minder tersebut masih tetap muncul kembali.

Dalam lingkungan perkuliahan, Siska mengaku bersyukur mendapatkan dukungan toleransi yang tinggi akan perbedaan dari lingkungan sekitarnya.

"Saya bersyukur mempunyai teman kelas yang sangat memiliki toleransi yang tinggi akan perbedaan, sebagian besar teman kelas saya mau berteman walaupun hanya sebatas tegur sapa, dan saya sangat bersyukur akan hal itu. Ketika berhadapan dengan dosen pun, saya bersyukur mereka memahami kondisi dan kekurangan saya, jadi saya dibuat untuk tidak melihat kondisi saya yang berbeda dengan teman lainnya," ungkapnya.

Sama dengan mahasiswa lainnya, Siska juga sempat mengalami culture shock ketika awal perkuliahan terutama dalam hal pertemanan. Hal itu teratasi ketika Siska sudah mulai terbiasa dan menerima keadaan. Suatu hal yang menjadi kekuatan dan motivasi Siska dalam menjalani kehidupan akademik adalah Keluarga dan teman. Siska bersyukur keluarga sangat membantunya untuk menjalankan kehidupan akademik, tak lupa ia juga bersyukur memiliki teman yang selalu memberinya dukungan.

Dapat bertahan kuat sampai saat ini untuk menyelesaikan skripsi adalah hal yang Siska banggakan. Ia mengaku mengalami kendala dalam proses pengerjaan skripsinya, hingga membuatnya kewalahan, namun ia tidak menyerah dan tetap maju untuk menyelesaikannya.

Adapun berbagai tantangan yang Siska alami selama perkuliahan, seperti harus berganti dosen ditengah pengerjaan skripsi dan ketika masa covid harus pindah kerumah keluarga yang sebelumnya tidak ia kenal, hal itu tak membuatnya menyerah. Ia percaya selalu ada hikmah dibaliknya.

"Ketika memutuskan untuk berjuang menggapai cita-cita, jangan pernah menyerah. Jika hati kita baik, maka kita akan dipertemukan dengan orang baik juga," ucapnya.

Diketahui Siska juga tak menyangka, ditengah keterbatasannya ia dapat menjadi sarjana pertama dalam keluarganya.

Siska juga berpesan kepada para mahasiswa yang mungkin memiliki keterbatasan dan menghadapi hal serupa, untuk dapat menerima keadaan apa adanya dan melawan rasa minder. Pada hakikatnya setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tak henti-hentinya Siska juga ingatkan untuk tidak lupa bersyukur dengan keadaan yang dialami.

"Tetap semangat, optimis dan jangan biarkan rasa minder menguasai hidup kita dan kalah", pesan Siska.

Penulis: Putri Choirunisa

Penyunting: Putri Nabila Reta